Film Indonesia Paling Bagus
1.Tendangan Dari Langit
Film ini memajang nama besar Irfan Bachdim di posternya. Filmnya memang
memanfaatkan Irfan Bachdim sebagai role model, tokoh panutan. Tapi,
justru bukan Bachdim yang membuat filmnya menarik (akting Bachdim kaku,
cenderung mengganggu), melainkan kisah perjuangan bocah desa jago bola
yang ingin bercita-cita sebagai pesepakbola profesional. Kisah from zero to hero
ini selalu menarik. Walau cerita macam ini terasa makin familiar sejak
sukses Laskar Pelangi, dengan penggarapan yang baik film macam ini masih
asyik disaksikan.
2.Lima Elang
Di zaman serba digital saat anak-anak lebih sering main Blackberry atau
PSP, masihkah Pramuka mengasyikkan? Film ini hendak mengatakan kalau
ekskul Pramuka lebih asyik dari semua gadget itu. Bagi penonton
anak-anak, film ini menuyuguhkan kisah petualangan yang mengasyikkan,
sedang bagi penonton dewasa, film ini seperti nostalgia ke masa kecil
saat masih aktif ikut Pramuka. Duet Rudi yang berpengalaman membuat film
baik plus skenario Salman Aristo menghasilkan tontonan yang disuka
seluruh anggota keluarga, baik anak-anak maupun orang dewasa.
3.The Mirror Never Lies
Buah jatuh tak jauuh dari pohonnya. Peribahasa itu pas menggambarkan
sosok Kamila Andini. Seperti ayahnya, Garin Nugroho, Kamila bermain-main
dengan tema tak biasa dengan setting eksotis. Kamila memilih kisah
hubungan ibu dan anak perempuannya dengan latar kehidupan nelayan suku
Bajo di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, kawasan yang merupakan bagian dari
Segitiga Terumbu Karang. Seperti Garin, Kamila memiliki bakat
menampilkan gambar-gambar indah. Ia berhasil memperlihatkan ratusan
spesies makhluk bawah laut yang luar biasa itu, termasuk puluhan dolfin
yang cantik, menyatu dengan cerita.
4.Sang Penari (Sutr. Ifa Isfansyah)
Dengan Sang Penari, Ifa Isfansyah naik kelas. Hanya dengan 2 film (satu lagi debutnya, Garuda di Dadaku) Ifa layak disejajarkan sebagai sutradara kelas wahid yang baru. Ia berhasil menerjemahkan novel trilogi Ronggeng Dukuh Paruk
karya Ahmad Tohari dengan baik. Ifa berpihak pada masyarakat biasa yang
menjadi korban kemelut politik tahun 1965. Selama ini, tragedi 1965
nyaris tak pernah di angkat ke layar lebar dengan perspektif korban.
Orde Baru memilih pendekatan propaganda, sedang Gie (2005, Riri Riza)
masih berjarak dengan korban. Ifa mewakili pandangan generasi 1998 yang
ingin membongkar segala teks yang pernah mengisi relung batin dan
pikiran soal peristiwa G30S versi Orde Baru. Saat ia berhasil, kita ikut
bersorak sebab akhirnya kita punya film yang bicara lebih jujur soal
tragedi kemanusiaan itu.***
5.The Raid
Sutradara | Gareth Evans |
---|---|
Produser | Ario Sagantoro |
Penulis | Gareth Evans |
Pemeran | Iko Uwais, Ray Sahetapy, Joe Taslim, Donny Alamsyah, Yayan Ruhian, Pierre Gruno, Tegar Satrya |
Musik | Fajar Yuskemal, Aria Prayogi (edisi TIFF 2011 dan perdana Indonesia); Mike Shinoda, Joseph Trapanese (edisi Sundance 2012 dan perdana AS/internasional) |
Sinematografi | Matt Flannery |
Editing | Gareth Evans |
Studio | PT Merantau Films XYZ Films |
Distribusi | Celluloid Nightmares (Seluruh dunia) Sony Pictures Classics (Amerika) |
Tanggal rilis | |
Durasi | 101 menit |
Negara | Indonesia |
Bahasa | Indonesia |
Di jantung daerah kumuh Jakarta berdiri sebuah gedung apartemen tua yang menjadi markas persembunyian para pembunuh dan bandit yang berbahaya. Sampai saat ini, blok apartemen kumuh tersebut telah dianggap tidak tersentuh, bahkan untuk perwira polisi yang paling berani sekalipun. Diam-diam di bawah kegelapan dan keheningan fajar, sebuah tim elit polisi penyerbu berjumlah 20 orang ditugaskan untuk menyerbu apartemen persembunyian tersebut untuk menyergap gembong narkotik terkenal yang menguasai gedung tersebut. Tapi ketika sebuah pertemuan dengan seorang pengintai membuka rencana mereka dan berita tentang serangan mereka mencapai sang gembong narkotik, lampu dalam gedung tiba-tiba padam dan semua pintu keluar diblokir. Terdampar di lantai enam dan tanpa jalan keluar, satuan khusus tersebut harus berjuang melawan penjahat-penjahat terburuk dan terkejam untuk bertahan hidup dalam misi penyerbuan tersebut.
0 Komentar