Teman dan Keluarga Lebih Berarti

by - Agustus 24, 2012


          Namaku Sarah. Aku seorang murid SMA yang duduk di kelas 2. Aku sangat bahagia dan bersyukur karena banyak orang yang menyayangiku seperti keluarga, teman-teman, dan sahabat-sahabatku. Disaat aku ada masalah mereka selalu ada untukku. Bahkan disaat aku kehilangan orang yang paling ku cinta dan ku sayang, mereka selalu bersamaku untuk mendukungku. Ku mulai menyadari bahwa mereka  lah orang yang lebih berarti daripada pacar. Ku baru menyadari cinta kepada seorang cowok bukanlah segalanya.
          Pada waktu itu ada seorang anak baru di kelas kami, namanya adalah Nadia. Dia orang yang cantik, pintar, baik, dan ramah. Patut saja para cowok-cowok suka padanya, dia orang yang perfect banget. Saat itu aku mulai takut Arya pacarku akan jatuh hati padanya, tapi perasaan khawatir itu ku buang jauh-jauh karena ku yakin Arya pasti setia padaku.
          Hari demi hari mulai berganti. Ku melihat Arya jadi kurang perhatian padaku. Ku pikir karena ada Nadia dia jadi begini padaku. Kami jadi sering bertengkar. Tapi ku coba untuk tidak membawa-bawa Nadia ke dalam masalahku. Sahabat-sahabatku terus memberikan dorongan dan dukungan padaku. Hatiku yang sedih mulai terobati dengan kehadiran mereka. Aku pun menyelesaikan masalahku dengan hati yang tenang.
          Keesokkan harinya adalah malam minggu. Ku menunggu sms dan telepon dari Arya. Biasanya dia selalu mengajakku keluar buat nonton atau dinner. Ku terus menunggu hingga pukul 9 malam dia mulai menghubungiku. Dia mengatakan bahwa dia tidak bisa keluar dengan ku malam itu karena ada urusan mendadak. Aku memakluminya.
          Lusanya di sekolah, Andi teman dekat Arya mengatakan sesuatu padaku. Katanya tadi malam Arya pergi berdua dengan Nadia. Tentu saja aku terkejut. Tapi ku tak mempercayai itu. Aku menganggap itu cuma candaan Andi. Saat istirahat aku pergi ke toilet dengan sahabatku Anisa. Di jalan kami berbincang-bincang seputar pelajaran sekolah. Tak sengaja aku melihat Arya dan Nadia duduk berdua dan Arya sedang memegang tangan Nadia. Betapa hancurnya hatiku saat itu. Ku tak menyangka ternyata pekataan Andi tadi yang ku anggap candaan ternyata benar. Aku pun tak mampu untuk menyembunyikan kesedihanku. Aku langsung berlari ke kelas dan Arya yang melihat ku langsung mengejarku dan menjelaskan semuanya.
          Sahabatku Anisa dan Nuri terus membujukku. Sedangkan Arya terus menghapus air mataku dan membelai rambutku. Tapi ku lepaskan tagannya dan menyuruhnya pergi dari hadapanku. Arya telah membuatku kecewa, bahkan sangat kecewa. Ku tak menyangka dia selingkuh. Dan ku tak menyangka selingkuhannya adalah Nadia, seseoreang yang ku anggap perfect itu. Ternyata dia nggak lebih dari seorang cewek nggak tahu diri. Padahal dia kan tahu aku pacaran dengan Arya. Tapi kenapa dia harus merebut Arya dari ku. Orang yang telah menjalin hubungan dengan ku selama satu tahun. Ku tak menyangka Arya akan menghianatiku.
          Malamnya ku menghubungi Arya dan meminta Arya untuk memutuskan hubungannya dengan ku. Meski terasa berat untuk ku, tapi ku harus belajar merelakan orang yang ku sayang dan ku cinta. Semua itu demi kebahagiaannya.
          Ku terus memikirkan Arya saat itu. Orang yang biasanya menghubungiku, kini telah pergi ke pelukan orang lain. Ku terus menangis dan memikirkan cintaku yang telah pergi itu. Tapi, tiba-tiba ku teringat teman-teman, sahabat-sahabat, dan keluargaku. Sejenak ku berpikir, cintaku ternyata tidak pergi. Masih banyak cinta dan kasih sayang disekitarku. Cinta dari teman-teman, sahabat-sahabat, dan keluargaku yang selama ini tak pernah aku sadari. Saat itu ku mulai sadar, bahwa teman dan keluarga itu lebih berarti daripada seorang pacar. (Tamat)

Oh ya ini bukan pengalaman pribadi ya :) cuma cerita karangan aja kok :D

You May Also Like

0 Komentar